19 – 25 Juni 2016 Pembacaan Alkitab : Amsal 9 : 1 -18 Tema : Hikmat yang membangun ALASAN PEMILIHAN TEMA Situasi sosial dan ekonomi yang porak poranda, tekanan kekuasaan, budaya dan pendidikan asing yang sekuler (duniawi) sesudah pembuangan (597-100 SM), dipandang sebagai ancaman serius yang dapat menghancurkan moralitas, iman dan citra umat Allah. Berhadapan dengan kondisi ini mendorong para guru hikmat untuk menggali dan merumuskan bahan-bahan pengajaran dan pendidikan (hikmat teologis) yang sangat diperlukan untuk menjaga dan menegakkan moral-etik spiritual yang khusus. Hikmat yang membangun adalah perbuatan seseorang yang peduli dan penuh komitmen untuk memelihara citra sebagai umat yang taat, adil, jujur, benar dan setia kepada Tuhan Laju perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pluralitas kehidupan telah menyebabkan munculnya berbagai ketegangan sosial yang berdampak pada aspek moralitas (tingkah laku) individu maupun masyarakat. Kurangnya perhatian kepada pendidikan yang berbasis karakter untuk membangun moral, etik spiritual individu dan masyarakat akan memperluas perilaku menyimpang dan rusaknya tatanan kehidupan. Masalah korupsi, narkoba, pelacuran, perselingkuhan, perceraian, KDRT dan lain-lain adalah tanda dari perilaku yang menyimpang sebagai akibat kurangnya perhatian pada aspek pendidikan karakter. Untuk itu pendidikan dan pengajaran hikmat yang sangat diperlukan oleh semua orang terutama generasi muda (anak-anak, remaja dan pemuda) dalam membangun sikap hidup berkarakter takut akan Tuhan merupakan tugas panggilan gereja. PEMBAHASAN TEMATIS  Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Amsal 9 : 1-18 adalah suatu cara penyampaian pengajaran hikmat yang kreatif dengan menampilkan hikmat sebagai personifikasi (oknum) perempuan bijaksana, (Ibr = Hokhmot; asal kata hokma; kata benda feminin) yang memiliki kepedulian yang tulus berprakarsa mendirikan rumah (Ibr = Bayit) dengan tujuh tiang, suatu gambaran konstruksi rumah yang besar dan kuat yang berfungsi sebagai rumah atau rumah pendidikan. Ia juga sosok pekerja keras, gigih, ulet dan rajin. Hal itu diperlihatkan dengan pekerjaan mengolah ternak sembelihannya, anggurnya, suatu hidangan yang sehat yang khusus. Makanan itu bergizi dan sangat dibutuhkan manusia supaya hidup sehat, deskripsi tentang kualitas bahan pendidikan hikmat untuk membangun karakter generasi muda yang berkualitas. Rumahnya, tiangnya, ternak sembelihannya, anggurnya, dan hidangannya adalah suatu lukisan tentang keautentikkan bahan pengajaran dan rumah sebagai sarana prasarana pendidikan hikmat (ayt 1,2). Perempuan bijaksana ini mengutus para pelayan perempuan yang taat dan setia (responsif), menggambarkan sebuah gerakan kaum perempuan yang sungguh-sungguh peduli terhadap pendidikan moral. Mereka berseru-seru di tempat-tempat yang tinggi di kota, sebagai gambaran tempat strategis untuk mengundang semua orang terutama orang-orang muda; “yang tak berpengalaman” (Ibr : pethayim = orang yang belum menerima pendidikan yang cukup atau orang mudah menerima pengaruh dari lingkungannya) dan “ yang tidak berakal budi” (Ibr : hasarlev = orang yang tidak baik karakter moralnya). Kepada orang-orang muda itu diundang dan diperintahkan oleh hokhmot dan pelayan-pelayannya (Ibrani : Na-roteha) untuk makan roti dan minum anggur. Roti (Ibr : Lehem) adalah makanan rohani atau pengajaran moral dan intelektual yang berguna bagi pembentukan karakter hasarlev. Anggur yang khusus itu adalah minuman rohani yang memberi pengertian/pengetahuan (hokhma) kepada pethayim (bnd kitab non kanonik Sirakh 15:3, bila seorang takut akan Tuhan maka hikmat akan memberinya makanan intelektual dan memberinya minuman pengertian). Bagi orang-orang muda yang merespon, menerima, dan taat kepada undangan dan perintah dari hokhmot dan naroteha akan beroleh hidup, demikian juga apabila orang-orang muda itu taat kepada perintah berjalanlah (ikutilah) jalan pengertian juga akan beroleh hidup (intruksi-causatif-intruksi). Sebaliknya orang yang tidak taat (menolak) perintah hikmat untuk membuang kebodohan akan menjadi pribadi yang mati atau amoral (ayat 3-6). Dua karakter yang berbeda ini semakin dipertajam: orang bodoh, amoral, dan menolak undangan hikmat dikelompokkan sebagai pencemooh (Ibr =Lets) dan fasik. Pencemooh adalah orang yang tidak terpelajar, membenci hikmat, menolak prinsip kehidupan yang baik. Fasik adalah orang yang bertabiat melakukan kejahatan secara terang-terangan melawan keadilan dan kebenaran. Keduanya digolongkan sebagai orang-orang sulit, tertutup, keras hati dan keras kepala (ayt 7). Sebaliknya orang yang menerima pengajaran hikmat akan menjadi orang bijak bersifat mengasihi, suka belajar, terbuka terhadap nasehat atau kritik untuk membangun karakter dirinya menjadi lebih berkualitas (ayt 8-9), identik sebagai orang benar dan berpengetahuan luas. Karakter orang yang menerima pengajaran (ayat 7-9) sejatinya akan mendasarkan hidupnya pada takut akan Tuhan dan untuk tujuan mengenal yang Maha Kudus. Kata “permulaan” (Ibr Resyith; mengandung arti dasar atau awal dan unsur utama atau tujuan pengajaran hikmat). Karena itu orang berhikmat adalah orang beriman (percaya dan taat kepada yang Maha Kudus) akan beroleh umur panjang, dan mengalami tahun-tahun hidup yang berkuallitas, jasmani maupun rohani. Hikmat memiliki kewibawaan ilahi (ayt 10-11). Amsal 9 : 12 bagaikan garis pembatas yang membedakan konsekwensi orang berhikmat dan pencemooh. Orang pencemooh akan menghadapi konsekwensinya sendiri (ayat 12b), yaitu hidup dalam bayang-bayang kehancuran dan kematian. Karena itu perilaku pencemooh dan fasik disejajarkan dengan perilaku perempuan asing atau pelacur yang berkarakter seperti perempuan bebal, cerewet, bodoh (ayt 13), pemalas (ayt 14), perayu atau penggoda (ayat 15), penyesat (ayat 16), menghalalkan segala cara (ayat17) sehingga menghancurkan dirinya dan orang lain (ayat 18). Upaya pengajaran hikmat yang dilakukan adalah untuk memberi peringatan dan menyelamatkan generasi muda dari godaan kenikmatan-kenikmatan lahiriah, seks atau yang sejenis yang merusak moral dan menghancurkan masa depan. Orang muda yang menerima pengajaran hikmat akan mampu membedakan yang baik dan jahat tapi juga mampu terhindar dari yang jahat, mampu menjaga dirinya (ayt 12a)  Makna dan Implikasi Firman Gereja sebagai perwujudan rumah Allah yang didirikan oleh Yesus Kristus harus menyediakan makanan bergizi yaitu firman Allah sehingga berfungsi sebagai rumah pengajaran. Yang harus bersaksi dan memberitakan keselamatan melalui pendidikan yang membangun manusia berkarakter Takut akan Tuhan, mencintai dan mengagumi keadilan, kejujuran dan kebenaran. Gereja harus mendorong pelayan-pelayan dan warganya untuk bersama-sama bergerak membangun pendidikan dan pengajaran di tengah masyarakat. Terutama membekali anak-anak sekolah minggu, remaja dan pemuda dengan pengetahuan dan moralitas yang takut akan Tuhan. Gereja harus memberi peran kepada kaum perempuan untuk berpartisipasi untuk membangun karakter moral di tengah-tengah keluarga, jemaat dan masyarakat. Untuk menyampaikan seruan pertobatan, meninggalkan perilaku amoral di segala tempat dalam ruang-ruang publik. Gerakan untuk membangun kepribadian manusia secara utuh harus menjadi perhatian gereja untuk mengubah dan membaharui kehidupan social yang sedang dirusak oleh kejahatan makin terstruktur; sistematis dan masif disebabkan oleh kebodohan dan kemiskinan moral. Rumah atau rumah tangga warga gereja harus menjadi basis pengajaran yang berkarakter. Orang tua atau suami-isteri harus menjadi sarana pelayanan dan teladan bagi pembentukan karakter yang baik untuk anak-anaknya. Lembaga-lembaga pendidikan dalam asuhan gereja harus meningkatkan sarana dan prasarana mnjadi rumah pendidikan yang nikmat, bergizi, dan sehat. Sekolah yang berstandar GMIM (khusus; otentik) bukan sekedar berstandar nasional atau internasional sehingga dapat menghasilkan kaum intelektual yang cerdas; baik kecerdasan intektual, emosional, spiritual, kecerdasan social (relasi) untuk mampu menjaga diri dari berbagai tantangan dan godaan narkoba, korupsi, pergaulan bebas, miras dll. PERTANYAAN DISKUSI 1. Apa yang kita kagumi dari figure perempuan berhikmat dalam perikop ini ? 2. Apa saja kesamaan dan perbedaan fungsi rumah kediaman kita, rumah hikmat dan rumah Tuhan? 3. Apa saja yang perlu dibenahi dan tingkatkan pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi GMIM? NAS PEMBIMBING : Amsal 5 : 1,2 POKOK DOA : Para Pendidik, Guru, Pelsus dan Orang Tua dalam upaya peningkatan pendidikan dan pengajaran Orang-orang yang hidup dalam kejahatan yang mengabaikan pendidikan Perempuan dan anak dalam pemberdayaan pendidikan TATA IBADAH : Hari Minggu Bentuk III NYANYIAN YANG DIUSULKAN Nyanyian Masuk : NNBT No. 5 Sorak-sorailah Nas Pembimbing : NNBT No.45 Kusayang Mama dan Papa Pengakuan Dosa : NNBT No.11 :1,2,3 Ya Allahku, Kami mengaku dosa Berita Anugerah Allah : NNBT No. 36 Barang Siapa yang percaya kepada Tuhan Seb PA : Jalan Hidup orang Benar Sed PA : Wajib Belajar Persembahan : NKB N0. 116 : 1,4,5 Siapa yang berpegang Nyanyian Penutup NNBT No. 21:1,2 Pergilah Kamu ATRIBUT : Warna Dasar Hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang RENUNGAN HARIAN KELUARGA Minggu, 19 Juni 2016 Amsal 9:1,2 Membangun Rumah yang bahagia Membangun dan memiliki sebuah adalah kebanggaan setiap keluarga, karena rumah adalah tempat berkumpul, berlindung, memelihara hubungan yang harmonis, menikmati kebersamaan bagi semua anggota keluarga. Rumah juga menjadi tempat yang menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari berupa makanan dan minuman. Rumah orang Kristen berfungsi sebagai tempat ibadah dan merupakan tempat yang strategis bagi pembinaan moral dan iman. Sekarang ini semakin terlihat fungsi rumah yang sangat mendasar mulai terkikis. Rumah menjadi barang mewah untuk memamerkan kekayaan, tempat berjudi, sarana prostitusi, alat investasi, dan tempat persinggahan atau hanya sebagai tempat penginapan. Keluarga Kristen yang berbahagia Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa keindahan, kemegahan dan kekuatan sebuah rumah apabila rumah itu menyediakan makanan bergisi untuk seluruh anggota keluarga. Makanan bergisi itu terutama firman Tuhan. Sebagaimana kebutuhan pokok kita sehari-hari akan makanan dan minuman demikian kiranya firman Tuhan merupakan kebutuhan utama kita sehari hari. Karena itu rumah adalah sarana pertama dan utama membangun keluarga yang sejahtera jasmani maupun rohani. Amin Doa : Ya Tuhan jadikanlah rumah kami sebagai tempat menikmati FirmanMu dan sebagai tempat menikmati pemberianMU, supaya kami boleh hidup berbahagia. Amin Senin, 20 Juni 2016 Amsal 9: 3-5 Roti dan anggur kehidupan Perjamuan Kudus identic dengan makan roti dan minum anggur. Dengan makan roti dan minum anggur dalam perjamuan kudus berarti kita menerima pengampunan dari Tuhan dan menjalani hidup baru dalam tubuh dan darah Kristus. Artinya Melalui Perjamuan Kudus, kita menyatu dengan tubuh Kristus dan menjadi kesaksian tentang kehendak kristus. Oleh karena itu perjamuan kudus adalah undangan ilahi bagi semua orang berdosa untuk hidup dalam anugerah keselamatan. Keluarga Kristen yang berbahagia pembacaan hari ini memperlihatkan usaha pelayan pelayan perempuan yang mengundang ‘orang yang tak berpengalaman’’ dan ‘tak berakal budi’, untuk mengikuti perjamuan makan roti dan minum anggur khusus yang disiapkan oleh hikmat. Mereka pergi ke kota atau tempat tempat orang banyak berkumpul dan berseru seru. Usaha mereka adalah gambaran tentang ketaatan, kesetiaan, pemberian diri, pengorbanan dan kasih yang tulus untuk mengajak semua orang mengalami anugerah kehidupan melalui makan roti dan minum anggur yaitu Firman Tuhan. Ketaatan dan kesetiaan serta usaha atau kerja keras pelayan pelayan perempuan ini kiranya memotivasi kita untuk turut berperan sebagai warga gereja yang aktif bersaksi dan melayani sehingga makin banyak orang mengalami keselamatan terutama anggota keluarga kita. Amin. Doa : Terima kasih untuk makanan dan minuman pemberianMu sehari-hari, dan ajarkan kami untuk menerima kebenaran FirmanMu yang menghidupkan dan menyegarkan serta jadikan hidup kami saluran berkat keselamatan bagi sesama. Amin Selasa, 21 Juni 2016 Amsal 9 : 6 Buka Hati atau Buka Pikiran Membuang sampah pada tempatnya adalah tindakan yang baik, karena itu pekerjaan sebagai tukang sampah adalah pekerjaan yang mulia. Hidup kita sehari-hari tak lepas dari membuang sampah, sebab kita sadar bersih itu sehat. Lingkungan yang bersih adalah cermin kualitas kehidupan. Sampah yang berserakkan bukan saja tak sedap dipandang tapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup, tidaklah salah kalau ada perintah “buanglah sampah pada tempatnya” dan “jagalah kebersihan”. Keluarga Kristen yang berbahagia, firman Tuhan hari ini bernafaskan perintah bagi setiap orang percaya untuk membuang kebodohan, yaitu pikiran-pikiran kotor yang membuahkan perilaku-perilaku yang buruk dan jahat serta hati yang dipenuhi dengan amarah, iri, dengki dan kebencian. Membuang berarti melepaskan atau menjauhkan serta meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat. Bagaikan sampah maka kebodohan adalah sumber penyakit yang mematikan. Keluarga Kristen yang berbahagia, Tuhan menyapa kita supaya membuka hati dan pikiran, menerima pengajaran tentang kebenaran, keadilan dan kejujuran serta berjalan menurut petunjuk-petunjukNya untuk membersihkan hati kita dari ”sampah dosa”, Tuhan dengan penuh kasih mengingatkan kita akan bahaya kebodohan yang harus kita buang jauh-jauh sehingga kita beroleh kehidupan dan menjadi berkat yang menghidupkan sesama. Doa : Ya Tuhan kami percaya kepada kekuatan kasihMu yang sanggup membuka hati dan pikiran untuk membersihkan dan mengubah hidup kami menjadi lebih berarti Amin. Rabu, 22 Juni 2016 Amsal 9 : 7-9 Menjadi Orang Bijaksana Sikap yang tertutup dan tak mau ditegur, menolak kritik, nasehat serta koreksi adalah cermin kehidupan yang tidak baik dan menjengkelkan. Sikap suka membantah adalah perwujudan dari sikap yang keras hati dan keras kepala. Dalam kenyataan hidup sehari-hari prilaku ini ada dimana-mana termasuk di dalam keluarga. Ironisnya karakter ini tidak hanya diperankan oleh orang-orang yang masih muda, kurang berpendidikan atau tidak berpendidikan tetapi juga seringkali oleh orang-orang yang berpendidikan bahkan berpendidikan tinggi. Prilaku semacam ini tentu saja tak boleh dibiarkan karena berbahaya menularkan rasa kecewa dan frustasi, hilangnya saling menghargai dan saling percaya dan merusak hubungan yang rukun. Keluarga Kristen yang berbahagia, pembacaan hari ini memperlihatkan perilaku pencemooh/fasik sebagai “sosok orang-orang sulit” (SOS), yang tidak mau dikoreksi dan dididik. Sebagai orang beriman, kita diajak oleh Tuhan untuk membuka diri menerima pengajaran menjadi pribadi yang bijaksana, memiliki mental yang kuat, mengasihi dan sabar. Orang orang fasik dan pencemooh mungkin akan tetap ada. Namun sebagai orang bijaksana kita tidak perlu merasa terbeban, jika tak bisa mengubah perilaku orang-orang sulit, sebaliknya kita harus merasa terbeban jika tidak bisa mengubah diri kita sendiri. Orang orang sulit mungkin akan tetap ada sebagai pembuktian terbalik karakter kita, sekaligus mengingatkan kita bahwa, sebesar apapun keinginan-keinginan kita untuk melakukan yang baik, namun ada lebih banyak perkara yang hanya bisa dikerjakan oleh Tuhan. Itu berarti bahwa kita tidak berhak membenci mereka tapi lebih baik mendoakan mereka. Doa : Ya Tuhan berilah kiranya kami hikmat untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan kehendakMu dan ajarkan kami untuk menerima yang tidak dapat kami ubah. Amin Kamis, 23 Juni 2016 Amsal 9 : 10-11 Melangkah Pasti Ada pepatah Tiongkok berkata, ‘ perjalanan beribu ribu mil ditentukan oleh langkah pertama. Pepatah ini mengandung kebenaran bahwa hidup ini tidak hanya sekedar angan dan rindu, tetapi menuntut tindakan konkrit. Langkah pertama ini penting dan akan sangat menentukan langkah selanjutnya. Memulaikan sesuatu membutuhkan keberanian dan bukan rasa takut. Hidup adalah proses. Semakin cepat membuat kesalahan semakin cepat kemungkinan untuk memperbaiki. Semakin lama membuat kesalahan semakin lama kemungkinan untuk memperbaikinya. Hidup ini bukan untuk membuat kesalahan atau mencari cari kesalahan namun dengan tidak berbuat sesuatu karena takut salah hanya menghasilkan rasa bersalah. Dengan tidak memulai sesuatu kita sedang merencanakan kegagalan. Keluarga Kristen yang berbahagia, Firman Tuhan mengajarkan kita tentang hal yang lebih penting bahwa hidup ini tidak hanya untuk mencapai tujuan secara kuantitas (jumlah) yaitu mendapatkan keberhasilan yang sebesar besarnya atau sebanyak banyaknya. Namun yang terutama adalah untuk mewujudkan hidup yang berkualitas (bermutu). Langkah awal untuk mewujudkan hidup yang berkualitas itu adalah takut akan Tuhan dan mengenal yang Mahakudus. Namun Tuhan juga menghendaki pada langkah langkah selanjutnya kita harus mengutamakan Tuhan. Kita tidak boleh seperti kacang lupa akan kulitnya, sebab Tuhan menyediakan tujuan yang harus kita capai yaitu hidup berkelimpahan dan keselamatan kekal. Ia menyediakan kualitas hidup yang tiada tara karena itu langkah langkah hidup kita juga harus berkualitas. Artinya, , hidup dalam ketaatan yang benar, adil dan jujur (karakter moral) disertai ketekunan, kegigihan, kesetiaan (karakter iman) Itulah jaminan keberhasilan hidup. Amin Doa: Tuhan tuntunlah langkah langkah kami, jadilah yang pertama dan yang utama dijalan hidup kami agar kami berhasil mencapai tujuan seperti yang Engkau inginkan. Amin Jumat, 24 Juni 2016 Amsal 3 : 12 Konsisten atau Konsekwensi Bagaikan aliran air sungai yang memisahkan dua daratan maka Amsal 9 : 12 ini memperlihatkan tentang konsekwensi yang akan dihadapi orang berhikmat / bijak dan konsekwensi bagi orang pencemooh / fasik. Orang bijak atau orang benar sebagai orang yang terbuka dan bersedia menerima pengajaran hikmat adalah orang-orang yang hidupnya penuh optimis, karena itu hidupnya tidak hanya terarah pada keselamatan kekal yang akan datang tetapi juga sedang menikmati hidup yang berkelimpahan pada masa kini. Sebaliknya hidup orang pencemooh / fasik adalah gambaran nyata dari kehidupan yang tertutup, keras hati, penuh pesimis. Tanpa disadari dirinya sedang tersesat dan sedang berada di dalam bayang-bayang kehancuran dan kematian. Keluarga yang berbahagia sebagai orang percaya marilah kita tetap membuka hati untuk mendengar suara Tuhan yang berseru-seru tak henti untuk mengikuti jalan kehendaknya. Sebagai anak-anak Tuhan kita siap bagaikan bejana dibentuk menjadi orang bijak, benar, berpengetahuan, dan berkarakter takut akan Tuhan. Maka air sungai yang memisahkan itu akan menjadi sungai kasih Tuhan yang mengalirkan berkat-berkat keselamatan bagi kita. Sedangkan bagi pencemooh dan orang fasik sungai itu membawa malapetaka yang menghanyutkan munuju kebinasaan.Amin Doa : Ya Tuhan berilah kami kekuatan untuk selalu berharap kepadaMu dan membuka hati mendengar FirmanMu dan biarlah sungai kasihMu mengalirkan berkat dan sukacita bagi keluarga kami. Amin Sabtu, 25 Juni 2016 Amsal 9 : 13-18 Potret Kontras Prostitusi atau pelacuran merupakan kenyataan social yang sangat kontroversial. Ada yang bersifat terang-terangan atau lokalisasi, ada yang terselubung / sembunyi-sembunyi bahkan gratifikasi seks. Praktek ini ternyata melibatkan juga anak-anak di bawah umur, terungkapnya praktek prostitusi tingkat tinggi melalui media on line ternyata melibatkan juga orang-orang terpandang, baik artis maupun pejabat. Munculnya praktek ini, dianggap sangat terkait dengan masalah ketidakadilan ekonomi, kemiskinan, lapangan pekerjaan, gaya hidup hedonistik dan materialistik. Keluarga Kristen yang berbahagia rupanya masalah prostitusi tidak sesederhana itu. Menurut pembacaan kita hari ini praktek prostitusi sebenarnya mengakar pada perilaku atau moralitas yang digambarkan sebagai perempuan bebal, cerewet, bodoh/perayu, tidak tahu malu dan kemalasan. Akumulasi perilaku ini dalam diri seseorang menjadi penyebab munculnya sikap “menghalalkan segala cara” termasuk memperdagangkan seks, baik perempuan maupun laki laki. Artinya prostitusi adalah penyimpangan perilaku moral seksual. Keluarga Kristen yang berbahagia. Seksualitas adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga, dan dihormati kekudusannya. Tidak perlu malu atau tabu untuk membicarakannya. Untuk itu Pendidikan karakter sangat perlu sebagai upaya membekali dan membangun moral generasi muda supaya menghargai seksualitas dan membangun kesadaran akan bahaya penyimpangan moral seksual dan akibatnya. Banyak hal yang menyebabkan prostitusi, namun satu hal yang pasti ia adalah potret kontras antara iman dan perbuatan. Amin Doa :ya Tuhan berilah kami hikmat untuk membedakan yang baik dan yang jahat dan lindungi kami dengan kuasaMu agar kami terhindar dari bayang bayang kehancuran.Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengucapan Syukur