Pengucapan Syukur



Pdt. Treesje J Tombokan, MTh
MTPJ dan RHK,
17 – 23 Juli 2016
Mazmur 65 : 1-14
Tema : Bersyukur atas Berkat Tuhan
ALASAN PEMILIHAN TEMA :
Pengucapan syukur adalah perayaan gerejani yang berkaitan dengan hasil  pertanian, peternakan dan usaha lainnya. Perayaan ini memiliki dimensi teologis yaitu sebagai pernyataan syukur kepada Tuhan dan perwujudan keramah tamahan melalui berbagi “berkat dan sukacita”   Dimensi sosial-budaya: sebagai kesempatan mempererat kerukunan/persaudaraan; di mana  rumah orang Minahasa selalu terbuka bagi mereka yang mau berkunjung (pasiar). Dimensi ekonomi, yaitu   menjadi ajang wisata kuliner yang menyajikan cita rasa masakan local serta merangsang pertumbuhan ekonomi atas produk local.
Sayangnya, perayaan ini  telah bergeser dari akar budaya gerejani. Dari ucapan syukur atas panen atau berkat Tuhan menjadi “tradisi” yang mengutamakan “pengecapan”. Orang Kristen tidak lagi bekerja keras mengusahakan lahan[ACER1]  pertanian, sehingga olehnya mereka bersyukur melainkan  menjual tanah mereka agar hidup secara instan (serba enak dan mudah). Selain itu perayaan ini dijadikan kesempatan berpesta pora, mabuk-mabukkan dan berjudi. Berkat Tuhan tidak dimanfaatkan dengan tepat melainkan dihambur-hamburkan untuk kebutuhan komsumtif (makanan, minuman, pakaian dan lain-lain). Demi gengsi orang harus mengeluarkan jutaan rupiah bahkan ada yang terpaksa berhutang (kredit) dan  menggadaikan miliknya. Jika dikalkulasikan pengeluaran setiap keluarga maka akan didapati suatu jumlah nominal yang fantastis,  ada sekian milyar uang terkuras habis untuk belanja dan belum dihitung dengan bahan bakar minyak (BBM) kendaraan yang  berjam-jam mengalami kemacetan. Bila dana sebesar ini dialokasikan untuk pembangunan sarana pendidikan, kesehatan, tempat usaha, dan dana pendidikan anak-anak maka ada banyak sarana, prasarana yang dibangun dan generasi muda yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
PEMBAHASAN TEMATIS
Ø  Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur 65 merupakan bagian dari Mazmur jilid II (Pasal 42-72), tentang nyanyian penciptaan. Disini diuraikan pergantian musim dari masa kekeringan ke masa panen dengan hasil tuaian yang berlimpah.
 Pemazmur mengawalinya dengan puji-pujian kepada Allah di Sion. Sion adalah nama gunung di Yerusalem tempat Bait Allah didirikan dan diyakini sebagai tempat kehadiran Allah. Di sini umat yang memuji Allah datang membayar nazar. Nazar dikaitkan dengan ibadah yang benar, menaikkan doa syukur, membawa persembahan dan kurban.
Allah yang dipuji, mendengarkan doa dan memberikan pengampunan bagi umat yang bersalah. Inilah yang menjadi daya dorong sehingga semua yang hidup datang kepadaNya. Rumah Tuhan menjadi rumah  doa segala bangsa (Bnd Roma 10:12-13)
Perspektif pemazmur tentang kebahagiaan menunjuk kepada orang yang dipilih dan disuruh mendekat  oleh Allah untuk diam di pelataranNya.  Dipilih dan disuruh mendekat menyatakan kedaulatan Allah yang memperkenankan manusia diam di pelataranNya, hal ini tidak bergantung pada usaha manusia melainkan hanya oleh kemurahan Allah saja.  Pemazmur termasuk di antara mereka yang diperkenankan Tuhan menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumahNya. “Kenyang” (Ibrani : Saba’ = kenyang, puas, cukup) diidentikan dengan terpenuhinya kebutuhan esensial manusia. Allah memberikan  segala yang baik bagi umatNya.
Pokok pikiran berikutnya tentang perbuatan Allah yang dahsyat untuk menyelamatkan umatNya. Dalam keadilan, Ia menjawab umatNya melalui tanda-tanda mujizatNya dengan menegakkan gunung-gunung dan meredakan deru gelombang lautan. Bagi bangsa-bangsa hal ini menimbulkan kegemparan dan ketakutan sedangkan bagi umat membawa kepercayaan dan sorak sorai, termasuk mereka yang diam di segala ujung bumi, pulau-pulau yang jauh-jauh[ACER2]  dan tempat terbitnya pagi dan petang. Ini menunjukkan bahwa tidak ada tempat atau ruang   yang luput dari  perbuatan dahsyat Allah. Ia “memerintah” (menyatakan kekuatan dan keperkasaan) atas semua bangsa di seluruh alam semesta.
Selanjutnya diuraikan tentang berkat Allah atas tanah. Ia “mengindahkan”(Ibr : paqad = memperhatikan, mengawasi) tanah  itu ( Ibr: ‘erets = negeri, tanah, bumi, bangsa, ladang) dengan mengaruniainya kelimpahan dan membuatnya sangat kaya. Kata “mengindahkan” diuraikan secara detail tentang proses karya Tuhan yang membuat tanah “sangat kaya” sehingga memberi hasil berlimpah. Pertama, Batang air (Ibr: peleg = aliran, sungai) yang penuh air. Air adalah tanda kesuburan. Ketersediaan air menjamin hasil pertanian berlimpah. Kedua; Allah menyediakan gandum. Ketersediaan gandum tidak terjadi secara instan melainkan melalui suatu proses yang panjang; dari membajak tanah, membasahinya, menggemburkannya dengan dirus hujan (Ibr: rabiyb= hujan lebat) sampai pada memberkati tumbuh-tumbuhan di tanah itu.  Seluruh proses pertanian sampai masa panen berada dalam perhatian dan pengawasan Allah. Allah berkerja dan umat  menjadi mitra kerja Allah.  Dengan demikian hasil berlimpah adalah karunia Tuhan dan bukan semata-mata usaha manusia, kendati berkat Tuhan selalu berjalan beriringan dengan kerja keras dan cerdas.
Allah Memahkotai (Ibr: ‘atar= memahkotai, mengenakan, memagari) tahun dengan kebaikan. Di sepanjang waktu,  berlimpah berkat dilukiskan dengan jejak yang mengeluarkan “lemak”  (Ibr: deshen = kelimpahan, minyak, sajian yang paling lezat). Artinya sepanjang jalan yang dilalui Allah memberi kelimpahan bagi  umatNya dan alam ciptaanNya, dimana tanah padang gurun yang kering menitik ( kering dan tandus menjadi subur), bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai (pertanda kegembiraan karena berkat), padang-padang gurun berpakaian kawanan kambing domba (dipenuhi rumput yang menjadi makanan ternak) dan lembah-lembah berselimutkan gandum (hamparan gandum). Semua lahan dipenuhi dengan berkat (tidak ada yang dibiarkan kosong atau tidak dikelola); semuanya bersorak-sorai dan bernyanyi-nyanyi.
Ø    Makna dan Impilkasi Firman
v    Bersyukur atas berkat Tuhan harus diawali dalam persekutuan umat di Bait Allah (gereja) dengan korban syukur yang berkenan kepadaNya, karena itu kesibukan kerja bukan penghalang untuk beribadah. Korban syukur atau janji iman (nazar) yang dipersembahkan harus  dipersiapkan sebagai pemberian yang terbaik bukan dari SUB (Sisa Uang Belanja) atau hasil dari kerja yang illegal seperti korupsi, judi dll.
v    Bersyukur atas berkat Tuhan merupakan suatu puji-pujian dan ajakan agar manusia dan alam sekitarnya bersorak-sorai atas perbuatan Tuhan. Bila umat memuliakan Tuhan maka  alam diberkatiNya. Hal ini mengandung aspek “memelihara” alam sebagai anugerah Tuhan. Adalah tanggung manusia mempertahankan kelestarian alam demi kesejahteraan umat manusia dan mahluk ciptaan lainnya. Pencemaran dan eksploitasi sumber alam adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab, alam menjadi tandus dan manusia kehilangan sumber kehidupan.   
v    Tuhan memahkotai tahun dengan kebaikan, menyatakan pemeliharaan Tuhan bagi umat di setiap waktu kehidupanNya. Pemeliharaan Tuhan ini seharusnya menghilangkan segala bentuk kekuatiran hanya oleh desakan kebutuhan hidup juga menghilangkan ketamakan untuk meraup segala sesuatu demi ambisi pribadi. Kerja keras memang dibutuhkan, namun yang penting adalah Allah bekerja dengan kita, sebab Ia menyediakan segala yang kita butuhkan dan mengenyangkan kita dengan kebaikanNya. Kebaikan Tuhan ini tidak hanya dinikmati sendiri tetapi dalam kebersamaan dengan mereka yang membutuhkannya.  
v    Bersyukur atas berkat Tuhan mengingatkan orang percaya bahwa semua yang dimiliki dan dinikmati adalah anugerah Tuhan. Orang yang bersyukur adalah orang yang bekerja keras, cerdas dan kreatif dengan memanfaatkan segala potensi yang diberikan Tuhan untuk dikelola secara optimal. Tidak memilih-milih pekerjaan, tidak mencari tempat basah atau kering, tidak ada lahan yang tidak digarap, semuanya dipenuhi tanaman yang memberikan kelimpahan hidup.
v    Bersyukur tidak diartikan sebagai upaya memenuhi selera  yang menyenangkan; “biar resesi asal resepsi”, yang mengutamakan gaya hidup konsumtif. Melainkan upaya manajerial  dengan mengusahakan “tanah” dan mengelola berkat Tuhan yang mendatangkan kesejahteraan kehidupan hari ini maupun esok. Kita harus mengubah cara pengelolaan berkat yang sifatnya “kekinian” (kalau “ada tada kalau abis haga”)  menjadi “keakanan” (berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian), yang berorientasi pada ketersediaan “dana”  untuk kebutuhan vital di masa depan. Bukan pada “kakus” (berakhir di pembuangan) melainkan pada “kampus” yang berujung pada pendidikan untuk mengubah kehidupan, sehingga tahun-tahun kehidupan dimahkotai oleh kebaikan Tuhan.
v    Paradigma “pengucapan syukur” yang identik dengan “pengecapan” harus diberi penekanan kepada sarana kesaksian tentang kekudusan hidup, etos kerja dan diakonia.  Kekudusan hidup berarti; tidak dicemari dengan pesta pora, minuman beralkohol atau judi. Etos kerja; membangkitkan semangat kerja  cerdas, giat dan tuntas dan aspek diakonia yaitu membangun dan mempererat kebersamaan untuk saling melayani dan berbagi kasih sehingga semuanya memuliakan Tuhan.  
PERTANYAAN DISKUSI
1.    Bagaimana seharusnya umat bersyukur atas berkat Tuhan sesuai bacaan ini ?
2.    Adakah hal-hal positif yang harus dikembangkan dan hal-hal negative yang harus ditinggalkan agar pengucapan syukur dimaknai dengan tepat? Berikan contoh praktis !

NAS PEMBIMBING
Amsal 3 : 9,10
POKOK DOA
v  Bersyukur atas alam ciptaan Tuhan
v  Bersyukur atas segala usaha dan pekerjaan
v  Umat Tuhan yang rajin bekerja dan peduli lingkungan
v  Kerukunan dan kedamaian
TATA IBADAH : Hari Minggu Bentuk III atau Pengucapan Syukur
NYANYIAN :
Pembukaan : KJ No. 337 ayt 1-3 Betapa Kita tidak Bersyukur
Ssd Nas Pembimbing : NNBT No. 20 Kami Bersyukur padaMu, Tuhan
Pengakuan Dosa : KJ No. 39 ‘Ku diberi belas kasihan
Anugerah Allah : KJ 403 :1,3 Hujan Berkat “kan tercurah
Sesudah Pembacaan Alkitab : NNBT No 17 ayat 1,2 Ya Tuhan, Tuhan Kami
Persembahan :  KJ No. 335: 1-3 Manusia yang Meluku (Membajak Tanah)
Nyanyian Penutup : NKB No. 133 : 1-3 Syukur PadaMu, Ya Allah
ATRIBUT
Warna dasar hijau dengan simbol Salib dan perahu di atas gelombang

RHK
Minggu, 17 Juli 2016                                                                                       Mazmur 65 : 1,2
Pujian Bagi Allah
Nyanyian syukur yang diungkapkan pemazmur ditujukan bagi Allah di Sion. Sion menunjuk pada tempat di mana Bait Allah didirikan dan juga menunjuk tempat kediaman Allah.
Hal ini menyatakan bahwa pujian syukur oleh Umat hendaklah dilakukan dalam persekutuan Ibadah di BaitNya. Artinya orang percaya boleh  memuji Tuhan  di segala waktu dan tempat tapi tidak boleh mengabaikan persekutuan  di BaitNya.
Alasan yang utama kita pergi ke gereja adalah untuk beribadah kepada Tuhan, hal ini harus dibiasakan dalam kehidupan setiap orang percaya. Gereja tidak hanya dipahami sebagai bangunan tetapi juga sebagai tempat kehadiran Allah. Setiap keluarga Kristen hendaklah mengajak anggota keluarganya untuk  rajin beribadah di rumah Tuhan.
Pemazmur mengaitkan pujian kepada Allah dengan membayar nazar; (Ibr =neder; sumpah, janji kepada Allah).  Nazar harus ditepati; jangan pernah berjanji jika tidak bisa menepatinya (Never make a promise you can’t keep). Dalam kaitannya dengan ibadah maka umat Tuhan harus beribadah dengan benar, membawa persembahan dan kurban syukur kepada Allah.  
Pemberian persembahan adalah tanda syukur dan bukan karena paksaan, atau alasan lainnya. Pemahaman iman ini harus diajarkan dan dicontohkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua tidak hanya berbicara tetapi berbuat, memberi contoh yang tepat agar anak dibiasakan melakukan hal yang baik dengan benar.
Semoga keluarga kita hari ini menjadi keluarga yang rajin beribadah dan selalu bersyukur kepada Tuhan Amin
Doa :  Tuhan terima kasih atas FirmanMu  yang mengajar kami   untuk selalu memuji Tuhan di rumahMu dan memberikan persembahan sebagai tanda syukur atas berkatMu.   Amin
Senin, 18 Juli 2016                                                                                Mazmur 65 : 3 – 4
Butuh Pengampunan
Tidak ada seorang pun manusia yang tidak berdosa, kesadaran inilah yang mendorong semua yang hidup datang kepada Allah, sebab kita membutuhkan pengampunanNya. Allah yang mendengarkan doa, Ia juga memberikan pengampunan yang berlimpah. Pengampunan Allah memberikan kepada kita suatu kehidupn yang baru
Paul Boose berkata bijak mengenai pengampunan: "Memaafkan memang tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi di masa lalu, namun akan melapangkan jalan kita ke masa depan." Forgiveness does not change the past, but it does enlarge the future.
Nelson Mandela memberikan contoh yang hidup tentang pengampunan. Ia pernah dipenjara selama 27 tahun oleh lawan politiknya. Di dalam penjara oleh salah seorang sipir dia sering disiksa, pernah digantung dengan kepala terbalik dan dikencingi, namun dia hanya berkata "tunggu saatnya".

Ketika Mandela ke luar dari penjara dan  kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan. Hal pertama yang dia lakukan adalah meminta pengawal pribadinya untuk mencari sipir tsb. Pengawalnya  menangkap dan membawa sipir itu kehadapannya. Sipir tersebut sangat ketakutan, ia  mengira Mandela akan membalas, menyiksa dan memenjarakannya, tapi ternyata Nelson malah merangkul dan berkata " Hal pertama yg ingin saya lakukan ketika menjadi presiden adalah memaafkanmu".

Keluarga Kristen yang bahagia, bacaan hari ini mengajak kita membangun kehidupan keluarga yang saling mengampuni dan memaafkan. Kita melakukannya karena Yesus telah lebih dahulu mengampuni kita. Kini jangan ada lagi perasaan dendam, berhentilah untuk marah dan halaukanlah  kebencian di antara anggota keluarga kita, karena hal itu hanya  akan memperburuk dan merugikan diri kita sendiri. Inilah saatnya kita membangun suatu kehidupan keluarga yang diberkati; yaitu penuh kasih dan kedamaian. Amin
Doa Ya, Tuhan terimakasih untuk pengampunanMu dan ajarlah kami untuk membangun kehidupan dengan saling mengasihi dan memaafkan. Amin
Selasa, 19 Juli 2016                                                                                         Mazmur 65 : 5
Kebahagiaan hanya di dalam Tuhan
Menurut Wikipedia kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens.[1  Sedangkan kebahagiaan dari perspektif pemazmur menunjuk kepada orang yang dipilih dan disuruh mendekat  oleh Allah untuk diam di pelataranNya.  Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya menunjuk pada orang yang dipilih Tuhan dan disuruh mendekat untuk diam di pelataran rumah Tuhan. “dipilih dan disuruh” menunjuk  pada otoritas Allah. Jadi adalah adalah suatu anugerah jika dipilih  dan disuruh Allah untuk “diam” (beribadah) di rumahNya yang kudus.
Konteks kebahagiaan di sini berkaitan dengan persekutuan bersama dengan Tuhan, yang  ditunjukkan dengan kata; di pelataranMu, di rumahMu dan di BaitMu.  Artinya kita hanya akan bahagia bila kita memiliki relasi dengan Tuhan yang dimulai dalam persekutuan di rumah Tuhan, di luar itu tidak ada kebahagiaan.
Di rumah Tuhan ini umat akan menjadi kenyang dengan segala yang baik. Kata “Kenyang” (Ibrani : Saba’ = kenyang, puas, cukup) diidentikan dengan terpenuhinya kebutuhan esensial manusia.
Setiap anggota keluarga pasti ingin menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Bacaan kita mengajarkan kita bahwa kunci kebahagiaan berada di tangan Tuhan. Jangan pernah menolak kalau Tuhan memilih dan menyuruh kita untuk selalu diam di rumah Tuhan, beribadah kepadaNya. Hanya bersama dengan Tuhan kita menikmati kebahagiaan.
Hari ini Firman Tuhan juga mengingatkan kita bahwa terpenuhinya kebutuhan hidup bergantung pada Tuhan. Kita memang harus rajin dan ulet dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita, tapi kita tidak boleh lupa “hal menjadi kenyang” adalah anugerah Tuhan.
Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, hal ini mengajarkan kita tentang satu hal yang esensi bahwa Tuhan menjamin tersedianya kebutuhan hidup anggota keluarga. Jadi janganlah kuatir dan ragu percayakanlah hidup kita di tangan Tuhan Amin
Doa : Kami bersyukur Tuhan oleh FirmanMu yang meneguhkan kami untuk mengalami kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dalam Tuhan.  Amin
Rabu, 20 Juli 2016                                                                                         Mazmur 65:6
Keadilan Allah bagi UmatNya
Pemeliharaan Tuhan bagi umatNya tersaksikan dalam bacaan hari ini, Allah menyelamatkan umat dan menjawab doa mereka dengan perbuatan-perbuatanNya yang dahsyat.
Hal ini juga untuk menyatakan keberpihakkan Allah bagi umatNya; Ia menyatakan keadilan bagi mereka yang diperlakukan semena-semena dan menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan yang tinggal di pulau-pulau yang jauh-jauh.
Keluarga Kristen yang dikasihi Tuhan, mungkin selama ini kita mengalami kondisi hidup yang sulit, berada dalam keterpurukkan dan kekecewaan. Kita bertanya-tanya di manakah keadilan ketika yang kuat menindas yang lemah, yang kaya mengambil milik yang miskin.
Bacaan hari ini memberikan kita motivasi untuk terus percaya akan penyelamatan yang dilakukan Allah dan keberpihakkanNya bagi mereka yang mengalami penindasan dan jauh dari kebahagiaan. Hal ini ditunjukan dengan letak geografis; yang digambarkan dengan ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh. Sekalipun kita tinggal di tempat yang sulit dijangkau oleh sarana transportasi dan komunikasi  (di ujung bumi, pulau yang jauh-jauh), tetapi tidak akan luput dari jangkauan keadilan Allah dan oleh perbuatanNya yang dahsyat.
Allah menjadi jawaban bagi umatNya dengan perbuatan-perbuatanNya yang dahsyat, karena itu kita tidak boleh meragukan pertolongan Tuhan sebab Ia berlaku adil terhadap umatNya.   Amin
Doa : Terimakasih Tuhan atas keadilanMu bagi kami, tolonglah kami untuk juga berlaku adil bagi sesama kami Amin.
Kamis, 21 Juli 2016                                                                          Mazmur 65 : 7-9
Bersyukur atas perbuatan Tuhan
Tak ada tempat di muka bumi ini yang luput dari kemahakuasaan Tuhan. Pemazmur mengambarkan perbuatan Tuhan dengan menegakkan gunung-gunung, meredakan deru lautan dan gelombang-gelombangnya. Jangkauan perbuatan tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Mereka yang diam di ujung-ujung bumi sekalipun mengalami tanda-tanda mujizat Tuhan  yang membawa ketakutan sedangkan yang berada di tempat terbitnya pagi dan petang bersorak sorai. Semua bangsa mengalami kegemparan atas perbuatan Tuhan yang dahsyat ini.
Tuhan sering menyatakan perbuatanNya yang ajaib untuk menyadarkan manusia akan penciptaNya, tetapi juga untuk menyatakan keadilanNya bagi umatNya. Di satu pihak menimbulkan ketakutan dan di pihak  lain membawa sorak sorai.
Keluarga Kristen yang bersyukur, bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa perbuatan Tuhan yang ajaib dinyatakan kepada umatNya agar selalu bersyukur tetapi juga selalu sadar diri bahwa kita adalah umat ciptaanNya. Dengan demikian orang percaya selalu hidup takut akan Tuhan. Ada orang yang bependapat kita mengalami perbuatan Tuhan me Tak perlu kita takut atau gempar dengan perbuatanNya yang ajaib
Jumat, 22 Juli 2016                                                                              Mazmur 65 : 10-11
Tuhan sumber berkat
Abraham Maslow menyusun hirarkhi kebutuhan manusia dalam lima tingkatan. Kebutuhan yang paling dasar adalah tersedianya kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Semua kebutuhan esensi manusia disediakan oleh Allah. Hal ini diuraikan pemazmur dalam bacaan kita hari ini mengenai berkat Tuhan atas “tanah”yang memberikan hasil yang berlimpah bagi manusia. Kebutuhan pokok manusia tersedia, karena Allah mengindahkan.  Allah “mengindahkan” yaitu dengan dengan mengaruniainya kelimpahan dan membuatnya sangat kaya. Kata “mengindahkan” memaparkan secara detail tentang proses karya Tuhan yang membuat tanah “sangat kaya” dan memberi hasil berlimpah. Pertama : Batang air yang penuh air. Air adalah tanda kesuburan. Ketersediaan air menjamin hasil pertanian berlimpah. Kedua; Allah menyediakan gandum. Ketersediaan gandum tidak terjadi secara instan melainkan mulai dari proses membajak tanah, membasahi, dan menggemburkan dengan dirus hujan dan memberkati tumbuh-tumbuhan di tanah itu.  Seluruh proses pertanian sampai masa panen, menunjuk pada karya Allah yang melibatkan partisipasi manusia. Gambaran ini menunjukkan bahwa hasil berlimpah adalah karunia Tuhan dan bukan semata-mata usaha manusia, walaupun pada dasarnya berkat selalu berjalan beriringan dengan doa, kerja keras dan cerdas.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, bacaan ini mengajarkan kita pada satu hal yang sering diabaikan ketika berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sering dengan bangganya kita menyombongkan diri dan menganggap semua yang kita miliki adalah karena usaha kita semata. Kita melupakan bahwa kalau tidak ada campur tangan Tuhan maka tentu tidak akan teralami kemakmuran dan kelimpahan kehidupan. Kekayaan, jabatan, dan segala yang kita miliki adalah anugerah Tuhan. Anugerah ini jangan disia-siakan atau dihambur-hamburkan hanya untuk kesenangan sesaat.
Di pihak lain orang percaya diingatkan untuk bekerja dengan optimal dan maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada banyak potensi yang diberikan Tuhan untuk kita termasuk lahan pertanian. Memacu diri untuk bekerja adalah ikut mengambil bagian dalam karya Tuhan mengindahkan bumi ini. Orang Kristen diajak untuk tidak membiarkan tanah sebagai milik pusaka dijual untuk kebutuhan konsumtif. Mari kita jaga tanah kita dengan memelihara kesuburannya supaya memberikan hasil yang berlimpah. Amin
Doa, terima kasih Tuhan untuk segala karunia yang Engkau berikan dalam segala usaha dan kerja kami. Amin
Sabtu, 23 Juli 2016                                                                               Mazmur 65 : 12-14
Mengapa harus kuatir ?
Kekuatiran selalu menjadi penyebab persoalan dalam hidup manusia. Jika segala sesuatu dimulai dengan perasaan kuatir maka apapun yang kita lakukan tidak akan memberikan hasil terbaik sebab kita tidak melandasinya dengan keyakinan dan iman yang teguh.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, bacaan hari ini memberikan penguatan iman bagi kita bahwa Allah memahkotai  tahun dengan kebaikan. Memahkotai (Ibr :‘atar) menyatakan bahwa Allah mengenakan dan memagari tahun kehidupan kita dengan segala yang terbaik. Artinya di sepanjang waktu berlimpah berkat, bagaikan jejak yang mengeluarkan “lemak”  (Ibr: deshen = kelimpahan, sajian yang paling lezat). Di sepanjang jalan yang dilalui Allah memberi kelimpahan bagi  umatNya dan alam ciptaanNya, dimana tanah padang gurun yang kering menitik ( kering dan tandus menjadi subur), bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai (pertanda kegembiraan karena berkat), padang-padang gurun berpakaian kawanan kambing domba (dipenuhi rumput yang menjadi makanan ternak) dan lembah-lembah berselimutkan gandum (hamparan gandum). Tidak lahan yang tidak terisi semuanya dipenuhi dengan berkat; semuanya bersorak-sorai dan bernyanyi-nyanyi.
Bacaan hari ini mengajarkan kita untuk menanggalkan segala bentuk kekuatiran hidup. Tidak ada yang perlu kita kuatirkan kalau perjalanan hidup ini disertai oleh Tuhan. Ia akan memahkotai tahun hidup kita dengan kebaikan. Namun pengertian ini janganlah membuat kita terlena dan membiarkan diri untuk bermalas-malasan menanti berkat Tuhan, melainkan mengajarkan kita untuk terlibat aktif dalam upaya memelihara alam di mana kita tinggal agar memberikan kesejahteraan hidup bagi kita.
Panggilan untuk mengusahakan yang kering dan tandus menjadi subur, penuh rumput / makanan ternak, hamparan jagung dan padi dan berbagai jenis tanaman lainnya merupakan panggilan mulia. Kita jangan malu untuk menjadi petani, sebab di pundak kita terletak tanggung jawab untuk tersedianya lumbung-lumbung berkat yang dibutuhkan manusia. Apapun profesi kita, jadilah  pekerja yang rajin dan ulet untuk hidup bahagia dan sejahtera. Amin
Doa, Ya Tuhan tolonglah kami untuk menjadi pekerja yang rajin dan ulet dalam memenuhi kesejahteraan hidup keluarga kami. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini